Beraktivitas bersama Blackberry Playbook

Oleh: Deriz Syahpatria Syarief


Sebelum Research in Motion (RIM) memperkenalkan secara resmi dalam acara pembukaan Developer Conference (DevCon) 2010 pada 27 September lalu, tablet ini dikenal dengan nama Blackpad yang langsung mengingatkan kita pada iPad dari Apple.

Blackberry Playbook masuk dalam kategori produk yang sama dengan iPad, yakni tablet yang diposisikan sebagai peranti hiburan dan multimedia. Sejak diluncurkan April, iPad menjadi benchmark dari produk tablet lainnya.

Untuk Playbook, RIM telah memenuhi semua unsur yang wajib ada pada tablet, mulai dari layar dengan navigasi sentuh, ukuran yang kompak, konektivitas nirkabel, dan akses pada aplikasi.

Namun, Playbook dengan layar 7 inci lebih ringkas dan ringan dibandingkan dengan iPad yang memiliki layar 9,7 inci. Bobot Playbook hanya 0,4kg sedangkan iPad bisa mencapai 0,7 kg. Perbedaan mencolok terlihat dari keberadaan dua unit kamera pada Playbook, masing-masing 3 megapixel yang menghadap muka dan 5 megapixel di belakang. Apple dikabarkan akan menambahkan kamera pada versi iPad yang akan datang.

Di sisi peranti lunak, RIM menggunakan sistem operasi khusus yakni Blackberry Tablet OS buatan QNX. RIM bahkan mengakuisisi QNX yang merupakan pengembang peranti lunak untuk sistem-sistem kritikal seperti mobil, kereta api, pesawat terbang, dan alat-alat medis.

Arsitektur sistem operasi QNX ini sejak awal memang dirancang untuk menangani beban kerja multitasking. Untuk menyediakan aplikasi bagi para pengguna, RIM mengandalkan pada Blackberry App World walaupun jumlah koleksinya jauh lebih sedikit daripada Apple App Store.

Koneksi Playbook tersedia berupa nirkabel 802.11a/b/g/n dan Bluetooth serta microUSB dan microHDMI untuk koneksi kabel. Akan tetapi, koneksi 3G hanya akan tersedia via peranti Blackberry, berbeda dari iPad yang memiliki slot chip selular di dalamnya. RIM mengantisipasi kekurangan ini dengan menyediakan integrasi penuh, terproteksi serta mulus antara ponsel Blackberry dan tablet Playbook.

Spesifikasi enterprise
Memang, dalam hal spesifikasi serta fitur hiburan dan multimedia, para produsen tablet akan kejar-kejaran menjadi yang paling cang-gih. Namun Playbook memiliki diferensiasi yang hampir tidak mungkin dikejar produsen tablet lainnya, dan menjadi landasan dari strategi pengembangan produk RIM ke depan.

Ketika berbicara mengenai RIM, kita tidak bisa mengesam-pingkan basis konsumen terbesarnya yakni para pengguna bisnis dan enterprise yang membe-sarkan perusahaan asal Kanada tersebut.

Bisnis RIM berawal dari menyediakan layanan e-mail yang bisa diakses dengan mudah, cepat, real-time dan aman bagi perusahaan melalui Blackberry Enterprise Server (BES). Saat ini, sudah lebih dari 250.000 instalasi BES di seluruh dunia yang tentunya menjadi captive market bagi produk dan layanan apa pun yang terkait bisnis, termasuk Playbook.

Segmen pengguna bisnis ini memi-liki kebutuhan khusus yang membeda-kannya dari konsumen ritel. Salah satu kebutuhan yang berkembang pesat be-la-kangan ini adalah akses aplikasi bis-nis dari peranti bergerak. Selama ini pengguna ponsel Blackberry sangat terbantu bisnis dengan fasilitas push-mail dalam menjalankan aktivitas, tetapi mereka menuntut lebih.

"Pengguna menyukai peranti Blackberry kami, tetapi ada beberapa skenario pemakaian di mana user membutuhkan peranti bergerak yang lebih lebar dan lengkap," kata Alan Panezic, Vice President Platform Product Management RIM.

Di antara skenario tersebut adalah ketika pengguna memakai aplikasi spreadsheet dan menjalankan proses approval ketika jauh dari laptop. Mobilitas pengguna bisnis yang semakin tinggi membuat mereka menuntut peranti bergerak yang lebih fleksibel dibandingkan dengan laptop dan lebih handal daripada ponsel. Disinilah tablet masuk memenuhi kebutuhan tersebut."Kami ingin memberikan tablet dengan professional-grade mobility," ujar Panezic.

Aplikasi spreadsheet seperti Excel dan Calc adalah aplikasi yang wajib dikuasai pengguna bisnis saat ini. Ke depan, RIM mengantisipasi tren aplikasi bisnis enterprise berbasis Web sehingga akan lebih banyak skenario pemakaian yang tidak dapat ditangani ponsel semacam Blackberry. Hampir semua aplikasi bisnis mulai dari workflow sampai ERP (enterprise resources planning) kini berbasis Web, artinya bisa diakses secara online.

Jika sebelumnya RIM menguasai pasar push-mail berkat Blackberry, melalui Playbook perusahaan itu berupaya menjadi nomor satu di pasar aplikasi bisnis, sekaligus mengukuhkan kepe-mimpinannya di segmen korporasi. Inilah diferensiasi sejati Playbook dibandingkan dengan tablet-tablet lain yang bisa digolongkan sebagai produk konsumer.

Untuk itu, RIM menyiapkan komponen pendukung yang dibutuhkan sehingga Playbook bisa langsung berintegrasi secara mulus dengan aplikasi bisnis. Perusahaan itu mengumumkan Playbook bersamaan dengan peluncuran sejumlah inisiatif untuk membantu pengem-bangan aplikasi bisnis.

RIM menyediakan Blackberry Enterprise Application Middleware (BEAM) dan menggan-deng raksasa peranti lunak enterprise Oracle, SAP dan IBM untuk mengintegrasikan aplikasi bisnisnya. Guna memudahkan pengembangan aplikasi Web, RIM mengem-bangkan platform Blackberry WebWorks yang dilempar sebagai proyek komunitas open source.

"Dari kacamata CIO, Playbook ini menye-derhanakan perusahaan mengadopsi teknologi mobile yang merupakan tuntutan pengguna bisnis," ujarnya.(deriz.syarief@bisnis.co.id)

Source :
http://www.bisnis.com/senggang/gaya-hidup/1id212291.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar